Televisi pada jaman sekarang ini bukan lagi barang mewah. Sekarang hampir di setiap rumah televisi pasti menjadi satu perabot yang melengkapi keberadaan rumah tersebut.
acara TV kebanyakan jauh bertentangan dengan agama dan pendidikan. Bahkan acara-acara tersebut akan mengakibatkan banyak pengaruh bagi siapa yang menontonnya. Dan pengaruh yang ditimbulkan oleh televisi pada umumnya lebih banyak pengaruh negatif dibanding positifnya.
ketika kita memilih untuk tidak memiliki TV. Bahwa kita harus menciptakan kegiatan positif sebagai pengganti waktu-waktu yang biasa mereka habiskan di depan TV. Seperti belajar, bermain, berkebun, olah raga dll. Karena kita tidak mungkin mengurung diri di dalam rumah saja tanpa kegiatan yang bisa membantu perkembangan fisik dan kepribadian.
Pengaruh Media terhadap anak makin besar, teknologi semakin canggih & intensitasnya semakin tinggi. Sedangkan orang tua punya waktu yang cukup untuk memerhatikan, mendampingi & mengawasi anak.
Kenapa Kita Harus Mengurangi Menonton TV?
Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Ini membuat anak tidak kreatif.
Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Karena keasikan menonton tv biasanya anak-anak tidak berolahraga dengan cukup karena biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan dan mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut, kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
Menjadikan anak lebih agresif
Anak-anak yang banyak menonton televisi juga cenderung lebih agresif dibandingkan dengan yang jarang. Program televisi yang menayangkan kekerasan memperkenalkan sifat agresif pada anak.
Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.
Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, acara yang ditayangkan menarik dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar .
Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitMerenggangkan hubungan antar anggota keluarga . 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV.
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, acara yang ditayangkan menarik dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar .
Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitMerenggangkan hubungan antar anggota keluarga . 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV.
Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual
Kesimpulan:
Teknologi sekarang ini semakin canggih jadi kita sebagai generasi muda harus pandai-pandai menjaga diri agar tidak masuk ke dalam pengaruh negative teknologi. Kita boleh saja menggunakan teknologi tapi kita harus berhati-hati agar teknologi yang kita gunakan tidak membawa pengaruh negative pada diri kita. Kita harus menentukan waktu kita menonton tv agar waktu kita tidak hanya digunakan untuk menonton tv/ agar tidak keterusan sehingga lupa waktu.:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar